Minggu, 27 Mei 2012

dalil wajibnya MANQUL

Diangkatnya ilmu terjadi dengan diangkatnya (diwafatkannya) para ulama, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radliyallaahu ‘anhuma, ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إن الله لا يَقْبِضُ العلمَ انتزاعاً ينتزعُه من العباد، ولكنْ يقبِضُ العلم بقبض العلماء، حتى إذا لم يبقَ عالماً؛ اتَّخذ الناس رؤوساًَ 
 جُهَّالا، فسُئِلوا ؟ فأفتوا بغير العلم، فضلّوا وأضلوا.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dengan sekali cabutan ( tiba-tiba ) dari manusia. Namun Allah akan mengangkat ilmu dengan cara mewafatkan para ulama. Hingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu (di tengah mereka), manusia mengangkat para pemimpin yang jahil. Mereka ditanya, dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Hingga akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (orang lain)”
Shahih Al-Bukhariy, Kitaabul-‘Ilmi, Baab Kaifa Yaqbidlul-‘Ilm (1/194 –  Fathul-Bariy), dan Shahih Muslim, Kitaabul-‘Ilmi, Baab Raf’il-‘Ilmi wa Qabdlihi wa Dhuhuuril-Jahli wal-Fitan (16/223-224  Syarh An-Nawawiy).

Hikmah hadits ini adalah : 


- kerusakan akan terjadi bila ulama telah diwafatkan
- ulama diwafatkan pada saat orang belum berguru kepadanya
- meskipun Ulama memiliki banyak kitab , namun bila tidak berguru kepada ulama tersebut tetaplah tidak dibenarkan karena kerusakan agama pasti akan terjadi
-  saat ini banyak kitab agama di jual bebas dan mudah didapatkan , namun meruju hadits diatas , tetaplah membaca sendiri tidak dibenarkan , wajib berguru kepada seorang guru ( manqul )




perhatikan hadits dibawah ini 



Nabi bersabda:

تسمعون ويسمع منكم ويسمع ممن سمع منكم *رواه أبو داود

Artinya : “Kalian mendengarkan dan didengarkan dari kalian dan di dengar dari orang yang mendengar dari kalian “ HR Abu Dawud



hikmah hadits diatas kita dituntut untuk mendengar langsung bukan membaca , karena Rasulullah tidak bersabda kalian membaca dan dibaca orang-orang yang membaca dari kalian dibaca. sungguh aneh bin unik sesat - menyesatkan orang yang mengatakan kita cukup membaca saja. dia telah menyelisihi perintah Rasul-Nya dan dia adalah ahli bid'ah


Renungkanlah hadits dibawah ini 


"Nabi bersabda: Ambillah ilmu sebelum hilang, berkata shohabat ” bagaimana ilmu dapat hilang, wahai nabinya Alloh , sedangkan dikalangan kita ada kitab Alloh ?” maka nabi marah yang Alloh belum pernah membuat nabi marah seperti itu. Kemudian nabi bersabda : ” celakalah kalian, bukankah taurot dan injil itu masih ada dikalangan bani isroil, kemudian keduanya ( taurot dan injil ) tidak dapat mencukupi mereka sedikitpun, sesungguhnya hilangnya ilmu adalah hilangnya pembawanya. Sesungguhnya hilangnya ilmu adalah hilangnya pembawanya (isnadnya atau ulama’nya)" HR. Ad-Daromi dari Abi umamah 


hikmah dari hadits diatas adalah :



1. ilmu hilang bersamaan dengan wafatnya ulama

2. kitab-kitab peninggalan ulama tidaklah mencukupi didalam mempelajari agama , sebab yahudi dan nashroni memiliki kitab tetapi tidak ada yang mengajarkan kitab itu pada mereka ( terputus sanadnya )

3. Rasulullah mencela orang yang tidak berguru kepada ulama bahkan beliau menggambarkan itu adalah perbuatan yahudi dan nasroni yang menyebabkan kerusakan agama mereka.







sungguh rugi - merugikan , sesat - menyesatkan , neraka -me-neraka-kan orang-orang yang belajar ilmu agama dari hasil dia membaca sendiri , hasil copas lalu dijadikan sandaran hujah. tanpa dia pernah guru-berguru yang bersambung kepada penulis kitab, padahal jalan yang dia tempuh adalah jalan yahudi-nasroni yang sesat lagi bathil




Tidak ada komentar:

Posting Komentar