Senin, 09 April 2012

Jalan-jalan manqul atau tahamul ilm atau jalan -jalan didalam mencari , menerima dan meriwayatkan ilmu agama.

Jalan-jalan manqul atau tahamul ilm atau jalan -jalan didalam mencari , menerima dan meriwayatkan ilmu agama.

 Dikalangan ulama dikenal dengan kata tahamul ilm yang artinya mencari , mengambil dan meriwayatkan ilmu.

Adapun di jama'ah dikenal dengan kata manqul yang berasal dari kata naqola..yang artinya menukil , mengambil kalimat dari suatu tempat. Apakah naqola atau manqul itu kata yang tidak ada dalam sejarah ulama hadits ?
Sebenarnya bahkan kata naqola dan manqul sudah dikenal jauh , dan Imam Muslim menulis dalam muqodimah kitabnya kata-kata naqola.

Jadi naqola atau manqul itu bukan kata baru yang diada-adakan dan bukan bid'ah. Silahkan dicari di muqodimah kitab imam Muslim

Manqul atau tahamul al ilm ada banyak jalan dan ulama membaginya menjadi 8 jalan dan kesemuanya 8 jalan itu dilakukan oleh jama'ah kecuali yang tingkatan terendah yang no 8. Bahkan ulama banyak melarang melakukan tingkatan no 8.

Berikut jalan-jalan manqul atau tahamul al ilm dari mulai tingkatan tertinggi

1. As-sama :
guru membacakan / mendiktekan kepada muridnya.
Cara ini adalah tingkatan tertinggi dan jama'ah melazimkan menggunakan cara ini. Seperti ketika cak legh membaca dan dibawah menulis.

2. Al qiroah :
Murid membacakan dan guru mendengarkan serta membenarkan , mengiyakan , menyetujui.
Hal ini di jama'ah dilakukan ketika ada orang iman bertanya suatu hadits kepada cak legh dan cak legh menjawabnya. Maka orang iman tadi sudah manqul dengan cara qiro'ah

3. Al ijazah :
Pemberian ijazah seorang guru kepada muridnya.
Orang iman juga mengerjakan hal seperti ini , ketika telah lulus dari pondok pesantren maka si murid mendapatkan ijazah dari gurunya.
Namun ijazah ini tidak berlaku mutlaq, hanya boleh meriwayatkan yang ada ijazahnya saja. Misal : mendapat ijazah kitab imam bukhary , maka dia hanya boleh meriwayatkan kitab imam Bukhary saja dan tidak boleh meriwayatkan kitab imam Muslim.
tidak seperti ustadz-ustadz '' salafiy '' jahmiyah - murjiah , mereka mendapatkan ijazah nahwu shorof lalu pulang ke indonesia buka pesantren dan di pesantrennya mengajarkan kitab ulama salaf , padahal dia tidak mendapatkan izin , ijazah untuk meriwayatkan kitab itu

Inilah 3 jalan manqul atau tahamul al ilm yang paling utama dan alHamdulillah orang iman sudah mengerjakannya.

Dengan 3 jalan utama ini maka terpenuhilah qaidah manqul - musnad -muttasil.

4. Al Munawalah :
Seorang guru memberikan kitab kepada muridnya dengan berkata ini kitabku dan kuizinkan kamu meriwayatkannya.
Cara ini didalam jama'ah pernah dan sering dilakukan ketika terjadi transfer ilmu. Semisal syaikh NH rahimahullah memunawalahkan kitabnya kepada syaikh KA , syaikh I , syaikh SR.
Adapun ustadz '' salafiy '' jahmiyah-murjiah , tidak pernah ada syaikh ibnu taimiyah berkata kepada ustadz yazid maupun ustadz zulkornen dengan cara munawalah. Yang ada ustadz-ustadz itu membaca sendiri , menerjemahkan sendiri , mengajarkan dan menjual hasil dari mencuri ilmu dari ulama salaf .
Dalam ilmu hadits di kenal dengan syariqul hadits ( pencuri hadits ) . Mengambil kitab ulama lalu dijadikannya hujah tanpa kembali bertanya seperti cara no 2.

5. Al mukatabaH :
Menulis hadits untuk disampaikan
Semisal riwayat surat Rasulullah kepada hirocla. Dan orang iman juga telah mengerjakan cara ini , yaitu pembacaan lembaran-lembaran bulanan . Yang mana dari ulama setiap bulan membacakan lembaran-lembaran termasuk lembaran dalil lalu dibacakan kembali oleh cak legh kepada orang iman yang belum mendengarkan
No 6. Al ' lam : 
Pemberitahuan seseorang berkata saya mendapatkan hadits dari syaikh fulan.
Dalam jama'ah juga ada yang memakai manqul dengan cara ini . Seperti cak legh berkata '' saya dapt riwayat hadits ini dari pak fulan ''
Cara ini boleh dan tidak boleh. Tetap harus di klarifikasikan lagi kepada pak fulan. Dan akhirnya akan kembali seperti cara no 2. Yaitu membacakan hadits kepada pak fulan.

Dan shahabat abu darda melakukan cara ini ketika ada seorang bertanya kepada abu darda Seorang rojul datang jauh-jauh dari madinah ke syam untuk mengklarifikasikan hadits yang dia dengan dari orang lain. Cerita lengkap tafadlal di buka himpunan adillah halaman 10

  No 7 al washiyah :
Seorang guru sebelum wafatnya menyerahkan seluruh kitab-kitabnya kepada muridnya dan mengizinkan muridnya untuk meriwayatkannya
  No 8. . Al wijadah :

Seseorang menemukan kitab atau tulisan orang lain. Ini tingkatan terendah dan kebanyakan ulama melarang meriwayatkan dengan cara ini. Hampir mutlaq.
Nah...cara inilah yang justru dilakukan oleh ustadz-ustadz '' salafiy '' murjiah - jahmiyah. Dengan bermodah nahwu shorof , dibaca sendiri lalu di ro'yi

Sebenarnya bila kita menemukan / membaca kitab karangan , kita wajib untuk kembali kepada cara no 2. Kita menanyakan kepada ulama nash-nash qH yang ada didalam kitab yang kita temukan tadi. Dan jalannya yang dipakai adalah jalan no 2. Murid membacakan suatu riwayat di hadapan / telp / sms kepada ulama .

Dalam jama'ah dikenal dengan kata pentaskhihan.
Kalau bahasa @abualfian abu adalah meminta referensi kepada ustadz salaf.
Namun kebanyakan dari ustadz-ustadz '' salafiy '' dan pentaklidnya hanya melakukan cara no 8
Cara terendah dan dilarang oleh ulama salaf..

Kalaupun menggunakan cara no 1 s/d 7. Mereka para ustadz tidak belajar pada keseluruhan kitab , kecuali hanya nukilan-nukilan kitab saja.

Itu sebabnya mereka tidak punya ijazah isnad kitab imam hadits
Dan itu pula sebabnya mereka tidak mengenal isnad
Dan itupula lagi sebabnya mereka tidak mengenal dan asing dengan kata-kata manqul -musnad-muttasil.

Kenapa ?

Karena mereka dalam mencari , mengambil ilmu mencukupkan dengan cara no 8. Cara yang dilarang ulama dan cara ara syariqul hadits ( pencuri hadits )

Fahimtun ya '' akhi-ukhti '' '' salafiy '' jahmiyah-murjiah ??

Alhamdulillah
Jazahumullaho khaira atas jasa-jasanya mengajarkan QH dengan cara salaf manqul-musnad-muttasil.
Sehingga nahnu jama'ah ajmain tidak menjadi jahil murakkab,

1 komentar:

  1. setuju banget mas, sekalipun orang2 banyak "menganggap sesat" ilmu manqul. tapi itu gak mengubah pentingnya ilmu manqul musnad muttashil sbgmn yang telah dicontohkan oleh Nabi s.a.w dan ulama salaf yang memegang teguh kemurnian agama.

    www.313syahidulhaq.wordpress.com

    BalasHapus